Monday, 5 September 2016

Rumah Adalah Surga

Rumah adalah tempat kita kembali dari perjalanan, perjalanan yang tak pernah selesai.

Rumah bernama sederhana yang kuimpikan ketika aku kecil

Sejak kecil aku tinggal di rumah nenek, orang tuaku belum memiliki rumah sendiri, hingga usiaku menginjak 25 tahun, barulah impian memiliki rumah sendiri terwujudkan. Di rumah nenek, aku tidak tumbuh dengan baik seperti halnya kawan-kawanku yang lain, yang tumbuh menjadi pribadi yang percaya diri, ceria, dan supel, lain halnya denganku, aku tidak memiliki ketiga pribadi itu.

Bagiku rumah merupakan perwujudan kepribadian seseorang, bukan dilihat dari besar kecilnya rumah tersebut, melainkan kehangatan keluarga yang menempati rumah tersebut. Sesungguhnya aku kecil sangat iri kepada kawan-kawanku semasa kecil, meskipun mereka tinggal di rumah kontrakan, tetapi mereka tumbuh dengan rasa percaya diri yang tinggi, ceria dan supel. Dulu aku kecil sempat merengek pada ibuku untuk mengontrak rumah seperti kawan-kawanku, tapi omelan yang kudapatkan. Aku kecil tidak ingin terlihat berbeda dengan kawan-kawanku, meskipun aku tidak pernah menuntut apapun pada orang tuaku, aku hanya ingin tinggal bersama kedua orangtuaku dan tidak menumpang di rumah nenekku, itu saja.

Kini aku telah memiliki rumah sendiri, maksudku rumah orangtuaku, jadi aku dan orang tuaku tidak perlu lagi tinggal di rumah nenekku. Tapi kepribadianku yang tidak percaya diri, tidak ceria dan tidak supel sudah terlanjur menjadi identitas diri, sehingga jika ingin mengubahnya harus melalui kelas-kelas kepribadian dan membutuhkan waktu yang sangat lama untuk memperbaikinya.

Rumah juga merupakan tempat untuk pulang, ketika kita merasa letih setelah seharian memeras peluh demi mencari segunung rupiah, rumah adalah tempat yang paling tepat untuk melepaskan keletihan itu. Bukan ke mall, tempat hiburan ataupun rumah teman. Tapi ke rumah kita sendiri, disambut oleh keluarga yang menanti kedatangan kita. Itu merupakan moment kebahagiaan yang sesungguhnya, maka bagaimana aku tidak iri?
Aku kecil melihat keharmonisan keluarga kawan-kawanku yang tidak aku dapatkan di keluargaku sendiri.
Aku menuliskan hal ini karena aku begitu merindukan moment-moment itu, aku yang kala itu berusia 7 sampai 10 tahun memimpikan memiliki keluarga yang seperti itu.

Tapi sudahlah, kelak, aku akan membangun keluarga harmonis seperti yang dimiliki kawan-kawan masa kecilku. Janjiku, Catat!!!


Salam,
zieh